Selasa, 17 Mei 2016

HARDIKNAS




Hari Pendidikan Nasional atau yang disingkat dengan HARDIKNAS adalah hari yang ditetapkan oleh pemerintah untuk memperingati lahirnya pelopor pendidikan di Indonesia diperingati setiap tanggal 2 Mei. Mungkin sebagian orang lupa akan hari yang bersejarah ini bahkan mungkin ada yang tidak tahu sama sekali. Untuk itu mari sama-sama kita belajar sejarah bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mengetahui sejarah.
Berbicara mengenai pendidikan tentu tidak terlepas dengan salah satu tokoh pendidikan, seseorang yang berjasa dalam memajukan pendidikan di Indonesia ini yaitu Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang berasal dari keluarga Kraton Yogyakarta. Beliau adalah pendiri Taman Siswa sekaligus pahlawan pendidikan. Pahlawan adalah seseorang yang berjasa membela Negara melalui medan perang, namun pahlawan bukan saja diidentikkan dengan mengangkat senjata dan berperang tetapi pahlawan adalah seseorang yang berjasa membawa bangsa ini menuju kemajuan dengan berbagai bidang salahsatunya bidang pendidikan.
Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi sosial dan politik. Kalimat filosofis yang menjadi landasan dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia seperti “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, Di tengah memberi bimbingan, Di belakang memberi dorongan” yang pada saat ini kalimat tersebut masih digunakan sebagai slogan pendidikan di Indonesia. 
Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi menteri pendidikan, pengajaran dan kebudayaan pengajaran Indonesia dalam kabinet pertama republik Indonesia. Atas jasanya dalam merintis pendidikan di Indonesia, maka beliau dikatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia serta hari kelahirannya yaitu tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai hari Pendidikan Nasional.
Tepatnya pada tanggal 28 april 1959 Ki Hajar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta. Semoga jasa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa akan menjadi amal ibadah yang terus mengalir. Karena amal yang tidak akan pernah putus salahsatunya adalah ilmu yang bermanfaat.
Seperti kalimat beliau sebelumnya yaitu “Memayu Hayuning Sariro, Memayu Hayuning Bangsa, Memayu Hayuning Bawaan yang artinya apapun yang dikerjakan oleh seseorang itu, harusnya bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat untuk bangsanya, juga bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya.”
                                 
                                                                                                                                                                                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar